5 Oktober 2009

Sebuah cerita dari Nabire

Sebuah cerita dari Nabire
Mukjizat di bulan Ramadhan…

di kirim oleh ustad Karyadi pimpinan rumah yatim dhuafa di Nabire Papua.

Assalamuálaikum saudaraku..
Saya hendak menceritakan sebuah pengalaman yang luar biasa, setidaknya bagi saya yang hina ini.

Ramadhan ini adalah tahun ke 5 saya mengabdikan diri melayani yatim dhuafa di Papua, khususnya kota Nabire. Melayani 30 an anak cukup menuntut kesabaran dan perjuangan tersendiri.

Beberapa hari ini cadangan makanan kami sudah habis. Sodaqoh dari para donatur pun sudah habis. Sahur tadi pagi adalah sisa makanan buka kemarin yang kami kumpulkan. Sebagian anak bahkan hanya minum air untuk sahur pagi ini. Shalat subuh berjamaah kami berdoa munajad kepada illahi dengan linangan air mata dipipi anak-anak…



Saya sungguh miris menyaksikan dan mendengar doa mereka. Ada seorang anak mualaf- Yusuf berdoa cukup lama. Ini tahun pertamanya berpuasa. Saya mendengar doanya..”Ya Allah betapa Engkau sungguh baik, namun aku merasa berat menahan lapar dan dahaga dalam puasa ini. Aku memohon turunnya limpahan rezekiMU...berilah kami makanan yang layak agar kuat tubuh kami melaksanakan perintahMu yang hamba kerjakan dengan ikhlas di tahun pertama hamba menjadi seorang Muslim..”

Saya menangis terharu..

Saya bingung karena sangat mengetahui keadaan sarana dan prasarana di Nabire ini sangat sulit. Saudara kita yang beragama islam yang mendonasikan rezekinya ke kami sangat sedikit.
Kami pun berusaha dengan berbagai cara namun yang menjadi sebuah kenyataan adalah...

Kami sudah kehabisan makanan. Sama sekali...

Tepat jam 8 kami sholat dhuha...

Sungguh ini mungkin sholat dan doa kami terkhusyu ..kami benar-benar sudah tidak bisa melihat hari ini bisa berbuka dengan apa. Namun kami pasrahkan 1000% pada Allah. Linangan air mata di pipi kami sedari subuh seakan belum hilang…

Tiba-tiba dari atas gudang seorang anak berteriak sangat kencang...”Pak ustad..di gudang ada 5 karung beras!!! Apa kita masak buat nanti berbuka pakai beras ini?”

Saya sungguh terkejut…TIDAK MUNGKIN! Karena tiap hari gudang itu dibersihkan dan sudah 2 hari ini kosong. Dari mana ada 5 karung beras?!. Kami bergegas kegudang atas.
Benar.. SUBHANALLAH.. benar-benar terkejut kami khususnya saya. Subhanallah...Allahu Akbar... 5 karung beras tertulis ”Beras Ramos”... seumur umur saya di Nabire 5 tahun ini mana ada beras ramos seperti di Bogor atau sebagian Jakarta dimana saya dahulu lama bekerja di yayasan panti Karawang.

Subhanallah…. saya tak berhenti bersyukur antara bingung dan kagum...sungguh saudaraku.. sungguh ini terjadi... sampai sekarang saya masih gemetar...dari mana beras ini datangnya... apakah ada seorang yang menyelinap mengirim tanpa kami tahu?

Apapun kejadian hari ini yang kami alami, kami terima sebagai bukti kebenaran akan bantuan Allah kepada kami dan inilah yang membuat kami semakin merasakan nikmatnya berjuang membantu umat dan membangun agama yang Allah ajarkan.

Akhirul kalam… kami juga sudah menerima kiriman dana dari RYI pusat. Alhamdulillah puji syukur kepada Allah tiada terkira, salam hormat untuk saudara-saudara seperjuangan di manapun berada. Teruslah bergantung kepada Allah dan percaya..
Pertolongan dan mukjizatNya adalah nyata.

Wassalaam..

Ustad Karyadi
NABIRE, Jl. Poros Pelabuhan KM 9 Maharia/Sanuba

Sumber: Rumah Yatim Indonesia
9 september 2009