Assalamualaikum..
Perkenalkan, saya Cut Maha Ratu. Biasa
dipanggil Cut atau Ratu. Saya lahir pada bulan Maret di kota Jakarta
dari ayah dan ibu berdarah Aceh asli. Tahunnya? Ehm.. rahasia :-) Menurut
orang tua saya, nama itu diberikan karena pada saat kelahiran saya Ratu Elizabeth berkunjung ke Indonesia.
Saya adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara. 3
laki-laki dan 3 perempuan. Karena ayah saya MayJend.
(Purn) H. Teuku Djohan (alm) adalah seorang
perwira TNI -AD, maka saya menghabiskan masa kecil saya berpindah dari satu
kota ke kota lainnya. Tapi mostly yang paling saya ingat adalah masa kecil
hingga masa remaja saya di kota Banda Aceh tercinta. Sedangkan ibu saya adalah
wanita serba bisa, beliau aktif berbagai kegiatan Persit KCK dan punya banyak
keahlian seperti memasak, menata rambut sampai menjahit.
Sejak kecil saya menyukai bidang seni. Saya
ingat papa saya begitu bangga saat putrinya bersama Bina
Musika SD Persit 2 tampil mengisi acara di KODAM
Iskandar Muda, kantor papa saya. Saya sempat tampil solo bermain pianika
membawakan lagu "Sakura" karya Fariz R.M yang saat itu sedang hits.
Saat itu papa berkata "Itu saya lho yang ajarkan" dan sukses membuat
semua rekan papa tertawa. Hehehe...
Kelas 6 SD saya ikut mewakili sekolah saya
tampil di ajang Ensamble Music tk. Nasional di
Jakarta. Saya memegang alat music suling Alto. Masa SD saya habiskan waktu
dengan mengaji, les berenang, les piano dan pramuka. Kegiatan
pramuka yang saya ikuti juga cukup intens lho, saya suka sekali camping dan
napak tilas menyusuri alam, sawah dan bukit. Saya sering didaulat jadi ketua
regu, dan hampir selalu mendapat tugas menjadi protokol atau pembawa acara dlm
setiap upacara. Saya pernah ikut Jambore tingkat
provinsi, dan saya ingat sekali ikut tantangan
menyebrangi tali antar pohon dengan posisi merayap terbalik. seru sekali. Dan
oleh-oleh dari kegiatan camping pramuka salah satunya adalah baret luka 1 cm di
pergelangan tangan kiri akibat terkena pagar kawat berduri.
Lulus SD, saya melanjutkan sekolah di SMP
Negri 1 dan SMA Negri 1 Banda
Aceh. Ada kegiatan ekstra kurikuler yang sangat saya
minati di masa SMP, yaitu Marching Band.
Saya ingat waktu pemilihan siswa untuk marching band, karena tinggi saya
rata-rata, saya hanya terpilih sebagai pembawa bendera. Namun kemudian
saya mendapat kesempatan 'naik kelas' menjadi pemain pianika, pemegang drum
senar dan bahkan menjadi seorang Assisten Mayorette.
Pada usia remaja ini saya juga semakin menyukai
bidang seni, terutama kegiatan menari, saya aktif di sanggar tari
modern Andhika dan sanggar
tari tradisional aceh Cut Nyak Dhien.
Keduanya adalah 2 sanggar yang sangat terkenal di Banda Aceh saat itu. kami
sering tampil mengikuti lomba-lomba yang diadakan di Banda Aceh. Selain itu
saya juga pernah ikut perlombaan di bidang modeling dan pernah menjadi Juara
1 sekaligus Juara
Umum Pemilihan wajah Fotogenic D.I Aceh dan Juara
3 Putri Citra Aceh.
Menjelang kenaikan kelas 2 SMA, saya ditawari
Dinas P dan K mengikuti program Pertukaran Siswa
Antar Propinsi (PSAP). Waktu itu provinsi DI. Aceh dipasangkan
dengan Provinsi Jawa Barat. Jadilah saya melanjutkan SMA saya di kota Bandung.
Tepatnya di SMA Negri 5 Bandung
Kepindahan saya ke Bandung merubah banyak hal dalam perjalanan hidup saya...
Di Bandung saya tinggal di rumah keluarga asuh saya, Bpk. Endjang
Darochmat, pegawai Dinas P dan K di kota Bandung. Bapak dan ibu Endjang
adalah atlit dan juga pelatih cabang olahraga menembak dan memanah. Setahun
tinggal disana saya dapat ilmu baru, yaitu menembak. Bahkan saya sempat
mengikuti kejuaraan olahraga menembak untuk kategori Pelajar
Sekotamadya Bandung dan berhasil menyabet medali
perak . Not
bad at all, right..? Hehe..
Hm... Sebenarnya saya juga sempat ikut ekskul
karate di sekolah, namun ternyata olahraga
karate yang keras tidak cocok buat saya. Lari naik turun
tribun dan keliling stadion olahraga cukup bikin saya kapok! hahaha.... Jadi
olahraga ini cukup sampai sabuk putih saja. Hehe... Olahraga berenang memang
sepertinya paling cocok buat saya yang berzodiac pisces, i love swimming so
much! Saya bisa berenang dengan gaya dada, gaya bebas, gaya punggung bahkan
sempat belajar gaya kupu-kupu lho. Hm.. tapi sekarang sih udah lupa :-)
Naik kelas 3 SMA, walaupun sebenarnya saya
sudah menyelesaikan program pertukaran siswa selama 1 tahun penuh dan bisa
kembali ke Aceh, namun akhirnya saya memutuskan tetap melanjutkan masa SMA saya
hingga lulus di kota Bandung. Itu karena saya bercita-cita menjadi seorang
Psikolog, dan saat itu belum banyak Universitas, termasuk Universitas di Banda
Aceh yang memiliki Fakultas Psikologi.
Maka Lulus SMA saya melanjutkan pendidikan saya
di S1 Fakultas Psikologi Universitas Maranatha
Bandung sekaligus D3 Fakultas Sastra
Inggris Universitas
Padjajaran di tahun yang sama. Jangan tanya
bagaimana repotnya menjalani kuliah di 2 Universitas berbeda dengan jarak
tempuh 2 jam. Ya, Fakultas Sastra Inggris saat itu letaknya di Jatinangor, 2
jam dari kota Bandung dan Kampus Maranatha ada di dekat tol Pasteur, Bandung.
Capek sih...harus memburu bis Damri dari Jl. Dipati Ukur, kadang-kadang harus
rela berdiri selama 2 jam penuh dan harus ketinggalan banyak mata kuliah karena
jadwalnya yang bentrok, belum lagi stress bila ada perubahan jadwal kuliah
dadakan karena waktu yang harus dibagi dua. Saya pernah diusir dosen psikologi
keluar kelas karena terlambat datang, gara-gara susahnya mencari bis dari
Jatinangor.
Tapi karena tekad menyelesaikan apa yang sudah
dimulai, saya menjalaninya dengan happy saja. Apalagi bertemu
dengan banyak teman dari lingkup yang berbeda, sangat menarik. Untungnya
di semester 5 semuanya jadi lebih mudah karena papa akhirnya setuju membelikan
mobil second untuk menunjang
kuliah saya. Jadi dari kampus Maranatha saya bisa langsung lewat tol untuk
mengejar waktu ke jatinangor.
Saya sangat menikmati masa 10 tahun tinggal di
kota Bandung. Bandung adalah kota yang sangat menyenangkan. Di kota sejuk ini
jugalah saya bertemu dengan tambatan hati saya, yang sekaligus adalah tetangga
saya, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran yang
berasal dari kota Lampung.
Oya, kecintaan saya dengan dunia seni sempat
mengantarkan saya mengikuti kegiatan sanggar
theater dan melanjutkan les piano di Elfa's
Music Studio disini. Setelah menjadi salah satu finalis
Cipta Bintang Sinetron (CBS) yang diadakan
oleh Majalah VISTA, saya sempat bolak
balik Jakarta-Bandung mengikuti beberapa kegiatan syuting sinetron dan casting
iklan. Tapi akhirnya saya memutuskan bahwa dunia ini bukan dunia saya. Saya
merasa tidak menemukan kenyamanan di sana. Mungkin karena saya bukan termasuk
orang yang cuek, jadi pergaulan dan interaksi di lingkungan tersebut sedikit
kurang nyaman buat saya. Lagipula saya lebih senang santai dirumah atau
jalan-jalan ke mal daripada harus membuang waktu stand by berjam-jam di lokasi
syuting hehehe.... I'm a family woman actually. Berkumpul dengan
keluarga dan teman-teman lebih mengasyikkan buat saya.
Apalagi setelah bekerja pada perusahaan tempat
saya bekerja sekarang, sebuah perusahaan
telekomunikasi selular, saya begitu menikmati pekerjaan saya
yang waktunya flexible (shifting)dan lingkungan kerja dengan
rekan-rekan yang sangat bersahabat. Saya yang dulu menolak bekerja 9 to 5
(karena masih tertarik dengan dunia entertainment) jatuh cinta
dengan suasana ruang kerja teman masa SMP saya di Aceh dulu. Ya, waktu berkunjung ke kantornya, saya
jatuh cinta dengan suasana ruang kerja dikantor itu yang terkesan fun, muda dan
menyenangkan. Jadilah 3 bulan kemudian saya melamar kerja disana.
Tepatnya Mei 2000 saya mulai
bekerja dan masih bertahan disini sampai hari ini, 12 tahun kemudian. Dan
seiring waktu malah sangat menikmati pekerjaan 9 to 5 sekarang. Sampai
cita-cita meneruskan lagi sekolah profesi Psikolog tidak terlaksana (sebenarnya
sih memang karena males kuliah lagi) Hehe....
Ditengah kehidupan saya yang menyenangkan, pada Kamis,
10 Mei 2001, saya harus
mengalami kejadian sangat menyedihkan. Kehilangan sosok ayah tercinta..... papa meninggal dunia karena di tembak oleh
orang tak dikenal dalam perjalanan beliau pulang menunaikan sholat magrib
di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Ya, saat itu situasi Aceh sedang kacau karena konflik yang berkepanjangan.
Banyak tokoh masyarakat Aceh yang menjadi korban. Termasuk ayah saya.
Beliau meninggal dunia 1o meter dari halaman mesjid yang hanya berjarak 50
meter dari rumah kami. Lengkap dengan sarung, baju koko dan kopiah. Saya sangat
merindukan sosok beliau yang tegas, jujur dan rendah hati... Beliau bukan saja
teladan bagi kami semua, anak-anaknya. Namun juga bagi kebanyakan masyarakat
Aceh saat itu..
Pada tahun 2002, saya menikah dengan pujaan
hati saya, Muhayatsyah Tarmizi,
Ya, dia itu adalah tetangga saya di Bandung tadi, mahasiswa Fakultas Hukum
yang menjadi tambatan hati sejak saya duduk di bangku kuliah semester 4. Nama
Muhayatsyah diambil dari nama Raja Aceh pertama. Suatu kebetulan ya, ia
beristrikan wanita aceh bernama Ratu :-)
Bulan October 2003 Lahirlah putra kesayangan
kami Raja Harsya Farizi Muhayatsyah yang
kami panggil Harsya dan karena suami saya ditempatkan sebagai Notaris di
Lampung, maka kami memutuskan pindah ke Lampung pada saat usia Harsya 6 bulan,
tepatnya April 2004. Kemudian Februari 2007 lahirlah putri cantik kami,
yang kami beri nama Mahkota Syifa Rizky Maharsya atau
Syifa, yang lahir tepat di Hari Imlek.
Dan... disinilah saya sekarang, menjalani peran
saya as a working mom, dan juga mengabdikan diri saya sebagai
seorang ibu untuk keluarga kecil saya yang sangat saya cintai dengan mengisi
sela-sela waktu saya untuk menulis dan berbagi di blog ini..
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
BalasHapusHai.. Akhirnya ada juga laman profil komplet.
Mengapa tahun rahasia? Kayak iklan sabun kecantikan aja.. hehehe.
Banyak juga ternyata pengalamannya yang mengesankan. Tentu nostalgia banget ya..
Panjang ya menapak karier di marchin' band. Harus mulai dari pembawa bendera dulu baru naik kelas sebagai asisten mayorette. :-)
Baru tau aku kalau Anty pernah belajar piano dan ikut Pramuka segala. Kirain cuma ikutan lenggak-lenggok di panggung atau urusan potret-memotret. Hihihi...
Ya memang seru Jambore Pramuka zaman dulu. Benar-benar survival. Belum ada yang serba instant kayak sekarang. So, sama dong.. aku juga pernah mengalami meniti merayap di atas tali. Merayap dari pohon di atas bukit menuju pohon di lembah. Modelnya sama kan? Cuma kultur tanahnya saja mungkin yang beda. Hmm.. terluka karena kawat berduri?! :-( Pas momen tiarap tentunya ya. Masih membekaskah sekarang?
Wow.. Hebat! Jago menembak pula rupanya. Napa gak jadi tentara atau polisi aja dulu. hehehe... Ya iyalah.. Medali perak 'not bad'. Jangan liat yang dapat medali emas dong, tapi bandingkan dengan yang dapat medali perunggu atau gak dapat medali sama sekali. :-)
Tetap semangat, Anty Reham. Terima kasih ya telah berkenan membagi pengalaman. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain, terutama bagi diriku. :-)
Semoga menjadi seorang Bunda yang selalu sabar, tabah, tegar dan selalu bahagia bersama keluarga. Amiin.
Waalaikum salam wr.wb.
HapusIya banyak banget pengalaman seru dan berkesan dari masa kecil sampai sekarang. Banyak juga mungkin yang udah lupa dan belum ditulis disini. Tapi rasanya segitu dulu juga cukup ya...nanti kalau kepanjangan yang baca bisa bosan lagi hehe...oya, luka baret masih ada, tapi nyaris gak kelihatan karena nggak sampai 1 cm hehe..
Anyway makasih Saathi udah jadi pembaca dan pengkritik setia selama ini yaa ;-)
Hai.. kembali lagi nih. Udah lama banget pengen komen ulang sejak tahun lalu. Tapi kebiasaan buruknya menunda-nunda menunggu waktu yang pas. Ternyata gak pernah ada yang pas waktunya kalau kagak dimulai ngetiknya. Hehehe.. :-)
Hapusaku kan komen pertama begitu laman ini terbit. Terus disunting lagi ya.. Ada penambahan riwayat. Makanya komenku yang pertama ada yang kurang tentu.
Ya.. memang pada tahun-tahun itu, kata berita, situasi Aceh sangat mencekam ya.. Foto-foto keadaan kota, peperangan dan barisan pasukan yang saling bertikai beredar luas di koran-koran, majalah dan internet waktu itu. Bahkan beredar hingga ke luar negeri lho. Sampai-sampai aku pun sudah ancang-ancang menyiapkan diri untuk menjadi pemantau independent andaikan terjadi referendum di Aceh menyusul Timor-Timur.
Nah.. tidak lama kemudian aku menyimak berita penembakan Wakil Gubernur Provinsi D.I. Aceh oleh orang tak dikenal. Menyusul lagi penembakan Rektor Universitas Syiah Kuala.
Nahnya lagi.. aku baru tahu bahwa Anty adalah anaknya almarhum MayJend. (Purn) H. Teuku Djohan setelah 3 tahun sejak aku pertama kenal Anty.
Tentu sangat menyedihkan ya kehilangan papa secara tiba-tiba. Semoga sosok beliau akan selalu menjadi inspirasi bagi para generasi muda, kita semua dan terutama Anty sendiri lah. :-) Jujur, rendah hati dan senantiasa tegar dalam keadaan bagaimanapun.
Tetap semangat! d^_^b
Ah ya.. aku do'akan juga semoga Anty semoga segera melompat dari blogger menjadi penulis buku dan artikel. Amiin ya Râbb. Amiin ya Allââh.
*Anda bisa, kata quote. :-)
Salam kenal mbak. Wah, banyak ya prestasinya, hebat hebat
BalasHapusHehe itu prestasi masa remaja, kalau sekarang ya cukup dikenang dan dijadikan semangat aja.. makasih udah mampir kesini ya Esti :-)
HapusHihihi nama anggota keluarga mbak keren,
BalasHapusada raja, ratu, mahkota :D
hehe...iya ya Una. memang sengaja sih.. ikut nama bundanya :-)
HapusKalau Raja itu cukup umum sbg nama anak laki2 di Aceh, sdgkan Mahkota biasa dipakai sbg gelar/panggilan utk wanita di Lampung. Kakak iparku panggilannya Mahkota Putri, yg lucunya ibu mertuaku kalau dirumah dipanggil dgnn sebutan Ratu lho, hehe...kdg kalau telpon masuk menanyakan "ada ibu Ratu?" nah mesti nanya dulu yg dimaksud Cut Ratu atau ibu Mertua ku, biasanya sih yg dimaksud pasti ibu mertuaku, krn sjk menikah nama panggilanku berubah jadi Kemala hehe...:-)
jadi kemala? lho kok gitu yaa mbak ratu...
Hapusratu kan bagus lho :D
Kemala itu cuma nama panggilan dr saudara2 dan ipar2 di lampung. kakak2 iparku juga punya nama panggilan masing2 misalnya kanjeng, sejati, tikuhan, hadopan, mahkota, sanjungan, paduka, batin, galih, intan dll hehehe....
HapusSalam kenal jeng.
BalasHapusAyahanda senior saya ya, sama2 AD.
Blognya bagus
Salam hangat dari Surabaya
Pakde ternyata AD juga tho...wah, baru tahu.. makasih ya Pakde sdh mampir kesini, salam hangat juga dari Lampung ;-)
HapusSalam kenal, Mbak...
BalasHapusKeknya hari ini jadi model di Blogcamp nya Pakdhe, deh Mbak... :D
Ternyata SKTMnya udah 8 hari yang lalu yah...
Blognya kereeen, numpang belajar juga di sini ya Mbak.
Salam dari Semarang.
Salam kenal juga ya Haris :-) iya nih jado model di blogcamp nya Pakdhe. senangnya... hehehe. Makasih udah berkunjung kesini ya Haris
HapusOalah baru tau alsannya kenapa dikasih naman Ratu hehe...Salam kenal Kak Cut Maha Ratu..
BalasHapusSalam kenal juga Kang Sofyan, makasih ya udah mampir kesini ;-)
HapusJeng Cut Maha Ratu, mohon ijin kemarin memasukkan nama pemilik blog di perhelatan kuis model blogcamp. Ikut belajar kisah kehidupan di blog menarik ini dan salam kenal.
BalasHapusSilahkan ibu Prih...salam kenal kembali.. Oh ya, selamat ya kemarin jadi pemenang kuisnya hehe..makasih juga lho :-)
HapusSalam kenal Bunda..
BalasHapusWah ternyata bakat seni sdh terlihat dari kecil...
Assmlkm Ratu, apa kabar ?. Sy baru mendpt informasi dari salah seorg notaris temen Dalom, bhw sahabatku Dalom telah berpulang. Sy sngt terkejut & turut berduka. Sabar & tabah yaa, Semoga Dalom mendpt tempat yg terbaik di sisi NYA. Salam hormat Sy buat Mama & Kelrga. Sukses selalu buat Ratu. Aamiin
BalasHapusWaalaikum salam.. Alhamdulilah kbr baik. Arief apa kabar? Makasih banyak doanya ya..Maafin kalo Dalom ada salah2 ya... Salam juga tuk keluarga
HapusAssmlkm Ratu, apa kabar ?. Sy baru dpt info dari salah seorg notaris temen sekolah Dalom, bhw sahabat Sy telah berpulang menghadap NYA. Sy turut berduka, Insya Allah Dalom diberikan tempat yg sebaik2nya disisi Allah SWT, Aamiin.
BalasHapusSemoga Ratu & Kelrg diberikan ketabahan & kesabaran.
Salam buat Mama & kelrg, serta sukses sll buat Ratu,