31 Maret 2011

Cukuplah surga hanya sampai hatimu

Sebuah cerita yang bagus sekali..

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.
Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab ”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ” Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga di suatu malam. Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.

Ia tak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu'alaikum, saudariku....”
“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”
 Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”

“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”

Wanita itu tersenyum lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”
“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.

“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.
“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu “ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat “Tunggu..tunggu aku..” dia berlari namun tetap tertinggal

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari.

Ia lalu berteriak
“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan ?”
“Sama dengan engkau saudariku” jawab wanita itu sambil tersenyum
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu.

Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”
“Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku ?” 

“Apakah kau mengira Rambutmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu ? Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya..:)
 
Subhanallah... semoga aurat kita tidak menjadi penghalang langkah kita ke surga..
Maaf saya tidak cantumkan sumbernya karena tidak mengetahui..

Thanks Ike dear for share this beautiful story..:-)

28 Maret 2011

Sabar ya Nak...

Weekend ini entah minggu ke berapa kami hanya menghabiskan waktu dirumah. Kemarin Syifa berkata 'Bun...Syifa pingin ayah cepat sembuh...biar ayah bisa kerja lagi...Syifa pengen jalan-jalan...lihat jerapah...Syifa bosan dirumah terus'

Surprise...Syifa bisa ngomong seperti itu?

'Syifa doain ayah dong...biar ayah cepat sembuh....' kataku seperti biasa kalau anak-anak mulai bertanya tentang sakitnya ayah.

Biasanya Syifa akan memangguk setuju, tapi kali ini Syifa berkata.. "Uuh...Batin Dinda aja nggak pernah doain ayahnya, tapi kok ayahnya nggk sakit. Aneeeh..." kata Syifa sambil bersungut-sungut. Sungguh sedih sekali aku mendengarnya...

"Sabar ya Nak.. Bunda juga ingin ayah cepat sembuh...kita semua ingin ayah cepat sembuh...Sakit ayah itu kan dari Allah....sabar ya sayang.."

Banyak keinginan Harsya dan Syifa yang tidak bisa kami penuhi, keinginan khas anak-anak...ingin jalan-jalan.. ingin liburan... ingin rumah yang besar.. ingin mobil banyak... ingin ini... ingin itu....semuanya hanya bisa aku jawab... "nanti ya sayang..kalau ayah sudah sembuh....nanti kita jalan-jalan...nanti kita beli rumah yang besaaar...mobil yang banyaaak....dsb"

Biasanya mereka mengangguk-angguk setuju...
Tapi rasanya sekarang kalimat itu sudah tidak mempan lagi..

Mungkin mereka sudah bosan atau mereka sudah cukup besar dan sudah bisa protes.... Bahkan pernah saat aku menjawab dengan kalimat itu, Harsya menjawab "aah...nunggu ayah sembuh lama!" Ya Allah... sedih sekali bunda mendengarnya sayang...

Tapi aku tidak menyalahkan anak-anak.. sebenarnya mereka anak-anak yang manis...mereka jarang sekali mengeluh dan cukup mengerti keadaan ayah dan bundanya...Bunda tidak menyalahkan Harsya dan Syifa sayang....Kalian masih sangat kecil untuk mengerti semua ini...

Maafkan ayah dan bunda ya Nak... Ayah juga pasti ingin sekali sembuh...ingin sekali jalan-jalan dengan Harsya dan syifa...bahkan ayah sering bilang sama bunda, ayah iri krn nggak bisa mencium dan menggendong kalian dengan puas seperti bunda.

Doakan ayah ya Nak...
Supaya ayah bisa sehat lagi, supaya Syifa bisa ajak ayah jalan-jalan ke mal seperti kata Syifa dulu "kalau ayah udah sembuh, Syifa mau ajak ayah jalan-jalan ke Mal Kartini"

Ya Allah..kabulkanlah doa anak-anakku..dan berikanlah kami kesabaran atas cobaanMu ini.. Amiin...ya robbal Alamiin...

Cepat sembuh ayah...we miss you a lot, dear...

25 Maret 2011

Selamat Ulang Tahun Suamiku...

Hari ini 25 Maret 2011.
Ulang Tahun ke 41 suamiku... Pagi ini kau hanya tersenyum lirih sambil menjawab terima kasih dengan pelan saat kucium kedua pipimu sambil mengucapkan "Selamat ulang ayah...bunda sayang ayah". Juga waktu Harsya dan Syifa mencium pipimu untuk mengucapkan selamat ulang tahun..

Walaupun aku tahu kau pasti menolak, tapi aku tetap bertanya,
"Ayah mau dirayakan?" kau menggeleng lirih...
"Ayah mau beli kue tart, tiup lilin? " lagi-lagi kau menggeleng...

Tapi aku tidak mau hari istimewamu ini berlalu begitu saja. Tak ada kue tart, tak ada lilin. tak ada kado. Walaupun kau terbaring sakit, hari ini harus kita rayakan. Harus kita syukuri. 

Tiba-tiba aku ingat.."Atau ayah mau kita pengajian? " aku melihat binar dimatamu. Kau menggangguk..."mau" jawabmu. Ah.., kenapa tidak terpikirkan dari kemarin.

Jadilah pagi ini persiapan mendadak untuk acara pengajian nanti malam. Untung mamah mertua dan kakak iparku selalu bisa diandalkan. Mamah menghubungi orang  mesjid dan kakak ipar menghubungi katering untuk pesanan nasi kotak. Cuma acara sederhana mengundang sekitar 25-30 orang mesjid dan keluarga terdekat. Aku cuma perlu membeli buah-buahan dan kue-kue saja. Alhamdulilah.. akhirnya kita rayakan juga ulang tahunmu dengan cara yang kau inginkan. Syifa bahkan begitu bersemangat berkali-kali menceritakan pada setiap orang, hari ini ayahnya berulang tahun.

Aku tahu tahun ini tahun yang penuh perjuangan buat kita, terutama buatmu.. Bukan hanya penuh perjuangan tapi juga tahun yang sangat berat dan penuh air mata. Bahkan mungkin tahun ini menguras semua emosi dan perasaan kita. Rasanya tak cukup bertahun-tahun sebelumnya engkau menanggung semua ini, tahun ini adalah tahun terberat yang harus kau lalui. Bahkan sejujurnya aku begitu khawatir menantikan hari ini. Apakah aku masih bisa melewati hari ini dengan kehadiranmu.. Itu karena kondisimu yang menurun drastis beberapa bulan belakangan ini.

Aku tahu kau kecewa..aku juga. Aku tahu kau mulai putus asa. Mungkin aku juga. Dan aku tahu sebenarnya kau sudah sangat lelah. Bahkan aku tahu kau sudah ingin menyerah.. 

Berkali-kali kau ucapkan kata-kata itu. Bahkan menjelang tengah malam tadi, kau ucapkan lagi kata-kata itu. Kau minta aku relakan saja dirimu. Tidak… Aku tidak akan membiarkanmu menyerah sayang... Bagaimana mungkin aku membiarkan orang yang sudah mendampingiku hampir separuh usiaku untuk menyerah begitu saja?  Kau tidak boleh menyerah ayah! Tidak selama aku masih ada disampingmu…

Aku tidak rela melihatmu begini. Ayah harus sembuh! Aku tidak akan membiarkanmu pergi dalam keadaan begini. Tidak setelah perjuangan bertahun-tahun yang sudah kita lewati. Aku ingin melihat kau tersenyum, tertawa, aku ingin kau merasakan kebahagiaan bersamaku dan anak-anak. Apa artinya bila kami merasakan kebahagiaan tanpa kehadiranmu. Please bertahanlah sayang…ayah pasti sembuh. Mungkin aku tidak akan bisa memaafkan diriku seandainya terjadi apa-apa denganmu….

Hari ini  25 Maret 2011. Di hari ulang tahun mu ini, aku mohon maaf bila selama ini aku begitu banyak kekurangan. Maafkan bila selama ini aku tidak sempurna… Maafkan bunda, ayah..untuk segala tutur kata dan tingkah laku bunda yang tidak berkenan. Maafkan bila bunda tidak bisa merawat ayah dengan baik…

Tapi Allah masih memberi kita kehidupan, sayang.. Kita masih bisa bersama, masih bisa melihat anak-anak tertawa. Please jalani saja hari-hari ke depan apa adanya. Kau dulu begitu optimis. Bahkan lebih kuat menghadapi semua ini daripada aku. Bertahanlah ayah... lewati detik demi detik ini dengan berjuang. Berjuang untuk sembuh ayah, Jangan menyerah. Aku akan mendampingimu melewati semua ini….

Love u always,
Bunda 

related post: Ulang Tahun ke 40

22 Maret 2011

Everyone Needs Support


"Bila suatu saat anda kenal dengan seseorang yang anda tahu sedang berjuang melawan sesuatu yang berat dalam hidupnya, berikanlah dukungan. Berikan itu langsung pada yang bersangkutan secara pribadi. Tunjukkan padanya bahwa anda peduli"

Sabtu sore kemarin saya terima berita menyedihkan, seorang rekan kerja yang baru menikah 3 bulan lalu, suaminya mengalami koma akibat pendarahan di otak, setelah mobil yang dikendarai nya mengalami kecelakaan. Rekan kerja tersebut berdomisili di Padang. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan nya menghadapi situasi dan kenyataan menyedihkan yang datang tiba-tiba ini, Ini adalah sebuah mimpi buruk bagi siapapun.

Walaupun saya pernah beberapa kali mengalami kondisi mengerikan saat menghadapi vonis dokter dan mendampingi suami melewati berjam-jam menegangkan di meja operasi, tapi saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang istri ketika tiba-tiba mendengar suaminya mengalami kecelakaan dan sekarang berada dalam kondisi koma. Pasti luar biasa terpukul...

Meskipun demikian, satu hal yang saya tahu persis, bahwa di saat seperti ini pasti dia membutuhkan support luar biasa dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dalam keadaan shock dan kesedihan mendalam seperti ini, pasti dia sangat membutuhkan simpati, empati, doa, semangat dan dukungan dalam bentuk apapun. Saya tahu persis itu. Karena itu walaupun saya dan rekan tersebut jarang komunikasi, saya memutuskan mengirimkan sms ucapan turut bersedih dan ikut berdoa bagi suaminya serta dukungan moril utk bersabar.

Saya tahu, kadang-kadang kita merasa tidak enak, segan atau merasa sungkan untuk bertanya bagaimana kondisi dan perkembangan keluarga teman kita yang mendapat musibah. Kita takut bertanya detail karena khawatir mengganggu teman kita yang sedang kalut atau takut membuatnya semakin sedih...Saya tahu banyak dari kita yang merasakan hal seperti itu...Apalagi kalau sehari-hari kita tidak terlalu dekat dengannya.

Saya pernah berada di situasi seperti ini, beberapa kali.
Saat saya sedang sedih mendampingi suami tercinta di rumah sakit, tidak semua teman saya menunjukkan empatinya. Saya memang tidak ingin berbagi kepada semua orang tentang kesedihan saya, Saya juga tidak mau terlalu banyak berbagi tentang masalah saya pada orang lain. Saya bahkan tidak ingin banyak yang tahu mengenai sakit yang dialami suami, apalagi suami wanti-wanti agar tidak memberitahukan kondisinya pada banyak orang.
 

12 Maret 2011

Surat Untuk Bunda

"Bun, tolong tulis disini dong" kata Syifa sambil menyodorkan selembar kertas yang sudah dilipat menyerupai amplop.

"Tulis apa Pa? tanya saya.
"Tulis nama bunda" katanya.

hm? Okelah... tapi karena itu dari Syifa maka saya tulis 'Buat Bunda Tersayang' dan saya tambahkan diatasnya 'Dari Syifa'

"Terus apa lagi?" tanya saya.
"Simpan dalam tas bunda ya" katanya sambil berlari.

Hiks...terharu.....putri kecil saya menulis surat buat bundanya.
Apa isinya? Isinya selembar kertas kosong yang dilipat lagi menjadi surat beserta coretan2 tangan Syifa di balik amplopnya.. :-D

Thank you sweety..
You're a lovely girl, bunda love you :-)

2 Maret 2011

Kita, Bukan Orangtua Malaikat

Subhanallah..saya masih harus belajar banyak dari tulisan ini...
Jadikanlah aku orangtua yang sabar bagi anak-anakku ya Allah...

Written By: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School/Pendiri Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA)

Ayah, Ibu…..
Ketahuilah, menjadi orangtua terbaik untuk anak-anak kita
bukanlah berarti kita diharapkan menjadi orangtua 'malaikat'
yang tak boleh kecewa, sedih, capek, pusing menghadapi anak.
Perasaan-perasaan negatif pada anak itu wajar,
bagaimana menyalurkannya hingga tak sampai menyakiti anak
itu yang menjadi fokus perhatian.

Artinya, ayah ibu,
sebenarnya kita masih tetap boleh sedih, kecewa pada anak,
tetapi kita sama sekali tak berhak untuk melukai dan menyakiti anak-anak kita. Ketahuilah, melotot, mengancam, membentak
dapat membuat hati anak terluka.
Apalagi, mencubit dan memukul tubuhnya. Tubuhnya bisa kesakitan,
tapi yang lebih sakit sebenarnya apa yang ada dalam tubuhnya.

1 Maret 2011

Do the best and God will do the rest

Lihatlah telapak tanganmu..ada beberapa garis utama yg menentukan nasib...

Ada garis kehidupan
Ada garis rezeki
Ada pula garis jodoh

Sekarang, menggenggamlah. Dimana semua garis tadi? Semua garis tadi ada di dalam genggamanmu. Apa artinya ?

Apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Itulah rahasia sukses.. Berjuang dan berusaha dengan keras untuk menentukan nasib sendiri

Tapi...coba lihat lagi genggamanmu itu... ternyata masih ada garis yang tidak ikut tergenggam ...Sisa garis itulah yang ada di luar kendalimu...

Di sanalah letak kekuatan TUHAN yang tidak akan mampu kita lakukan..itulah bagian TUHAN ......Maka, genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan dengan kesungguhan hati , tapi jangan lupa...serahkanlah semua itu pada TUHAN karena tidak semua hal mampu kita lakukan...

Do the best and God will do the rest.....

*This is a very nice share from my special friend cak Ben :-) I hope I will always remind this note whenever I feel hopeless.. Cause I know Allah will always there for me ..

Tersenyumlah...:-)

~Bukan karena hidup bahagia maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, hidup menjadi bahagia..:) 

~Bukan karena semua orang bersahabat maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, semua orang menjadi bersahabat...:)

~Bukan karena pekerjaan menyenangkan maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, pekerjaan jadi menyenangkan....-:)

~Bukan karena keluarga harmonis kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, keluarga menjadi harmonis...:)

~Bukan dunia yang menciptakan senyuman, Senyuman yang menciptakan dunia!:)
*Thanks to my friend Bobby who send me this very nice quote today. Lately I do really need to learn how to smile and thanks to remind me how powerful a smile is..