Selasa, 1 Mei 2012. Hari ke 4 saya di Medan.
Hari ini saya ditemani Pak Sopir dari farmasi (duh namanya siapa kok lupa, maaf Pak padahal udah cerita panjang lebar) lanjut hunting rumah dan sekolah lagi. Kami menuju kawasan setiabudi dan sekitar jalan pasar 1. Saya masih penasaran dengan perumahan-perumahan di sekitar situ. Beberapa perumahan sekitar Jl. Asoka kami telusuri. ada beberapa rumah yang kelihatannya kosong, katanya milik tetangga sebelah. Sayang nyonya rumah yang mengontrakkannya sedang tidak di tempat dan pembantunya nggak ngerti apa-apa. Ya sudah deh...
Kemudian saya mampir ke SD Islam terpadu (SDIT) Mussabihin. Anak kakak sepupu saya yang paling kecil sekolah disini. Katanya sih cukup bagus dan tidak terlalu mahal. Sebelumnya kakak-kakaknya sekolah di SDIT Shafiyatul, sekolah Islam paling terkenal di Medan. Saya sendiri sudah pernah survey by phone dan memang harganya cukup mahal. utk biaya masuk sekitar Rp. 9 juta utk SD dan 8 juta utk TK. Walaupun biaya masuk diganti kantor tapi uang SPP perbulannya lumayan juga. Saya lebih senang anak-anak sekolah di SD yang tidak terlalu mahal. Saya pikir lebih baik uangnya disimpan utk biaya kuliah saja. Bukan berarti SD nggak penting. Kalau ada uangnya Ok aja. Tapi biar puas, survey dulu deh...kalau sudah survey belum ada yang pas dengen kriteria saya baru deh saya pikir gak ada salahnya juga. Kalau mahal tapi memang bagus, why not? Yang penting konsep sekolahnya sesuai dengan keinginan saya.
SDIT Mussabihin di Komplek Setiabudi Medan |
SDIT Mussabihin terletak di dalam komplek Perumahan Taman Setiabudi Indah (Tasbi). lokasinya sangat nyaman karena di dalam komplek, begitu masuk ke area sekolah, bertemu mesjid yang sangat besar dan nyaman. Saat itu kebetulan semua murid sedang sholat zhuhur berjamaan di Mesjid. Kelihatannya saya suka dengan lingkungan sekolah ini. Gedung sekolahnya sendiri tidak terlalu besar, karena memang hanya SD saja, dari kelas 1 - 6. Kelasnya masih sederhana, bangku-bangku kayu coklat seperti SD pada umumnya. tanpa AC. Kelihatannya sekolah ini layak dipertimbangkan juga. Biaya sekolahnya termasuk sangat murah. Ruang guru bersih. Konsep kurikulum islami lengkap dengan fiqih dan tafsir Al-quran, kelihatannya cocok dengan Harsya yang saya harapkan bisa lebih memperdalam ilmu agama di sekolah. OK formulir sudah di tangan saya. kelihatannya 70% saya OK dengan sekolah ini
Tapi saya masih penasaran kalau belum survey ke SDIT Shaffiyatul. Saya merasa bersalah juga kalau nggak coba memasukkan Harsya ke sekolah terbaik (kalau Syifa masih TK masih flexible lah dimana aja). Saya akhirnya meminta pak supir menuju ke Shaffiyatul.
Di tengah perjalanan, Dharma, teman lama saya di aceh dulu, request add contact bbm. Kebetulan dia tinggal di Medan. Dia menanyakan saya sedang ada dimana. Saya perhatikan picture profilenya dia bersama anak-anak. Saya bertanya "Anak lo sekolah dimana Dhar?" Dia bilang "di Al Fityan". Katanya lokasinya dekat sekali dengan daerah rumah yang akan saya kontrak (kalau jadi). Sekolahnya bagus dan tidak terlalu mahal, kata Dharma. Saya langsung penasaran dan meminta alamat lengkap dan akhirnya saya dan pak Supir langsung berbelok menuju lokasi yang ditunjuk. lokasinya dekat sekali dengan rumah yang akan saya kontrak. Jalan masuknya agak sedikit berliku melewati perumahan kampung. Saya sedikit pesimis.
Tapi begitu tiba di lokasi...Oh My God. saya langsung jatuh cinta dengan sekolah ini! Gedungnya terlihat megah dan bagus seperti kampus. Parkirannya luas, dengan lapangan bola dan basket. Area sekolah dalam 1 lingkup pagar besar yang dijaga satpam. Gedungnya bertingkat 4, baru dan bersih. Ini yang saya cari!
Al- Fityan School Medan |
Saya melangkah masuk ke gedung tersebut dan bertemu dengan seorang guru memakai baju koko dan peci haji putih. Saya masuk ruang guru dengan antusias karena ingin segera bertanya mengenai pendaftaran di sekolah ini. Pak Zulfikar (nama guru tsb) menanyakan usia anak yang akan sekolah. Saat saya bilang TK dan SD Pak Zulfikar mengatakan: "Kebetulan untuk SD sudah penuh ibu...jadi harus menunggu hasil tes gelombang 1 terlebih dahulu...kalau TK masih tersedia".... Huaaa... saya langsung patah hati hiikss..
Tapi... lho... hasil tes gelombang 1? "Pak, anak saya kelas 3, bukan kelas 1 SD. sama aja ya Pak ? "
"Oh..kelas 3? berarti mutasi ya bu? coba saya cek dulu, rasanya mungkin masih ada kalau kelas 3" Pak Zul meminta rekannya untuk mencek daftar murid kelas 3 dan jawabnya,"Ya kelas 3 masih ada"
Alhamdulilaaahhh.....saya senang sekali! Harsya... Syifaa.... bunda udah dapat sekolah yang pas untuk kalian!
Saya langsung antusias membeli formulir pendaftaran dan memutuskan tidak jadi survey lagi ke Shaffiyatul. Alhamdulilah...selesai sudah pencarian saya. Saya bisa pulang ke Lampung besok dengan lega karena urusan rumah dan sekolah anak-anak sudah OK. Mamah juga kondisinya semakin membaik. Terima kasih ya Allah... *Tetap masih merasa bersalah kenapa selama ini nggak berusaha survey sendiri rumah dan sekolah sehingga mamah nggak perlu ke Medan hiks.. :-(