17 Januari 2012

Kenangan Itu Selalu Ada di Hati

Sejak ayah pergi 8 bulan lalu, semua perlengkapan sehari-hari milik ayah masih lengkap di lemari. Mulai dari baju, celana, kaos, sapu tangan, handuk, kaos kaki dan lain-lain. Obat-obatan milik ayah pun masih tersimpan rapi, Bahkan tas perlengkapan berisi keperluan untuk perjalanan ke Jakarta yang saya siapkan beberapa hari sebelum ayah pergi, isinya masih utuh. Tidak ada yang berubah. Tidak sampai hati saya menyingkirkan semua benda-benda itu. Semua benda itu mengingatkan saya pada orang yang sangat saya kasihi. Saya ingin semua tetap ada ditempatnya seperti saat ia masih ada disini.

Kakak ipar saya pernah mengingatkan untuk memberikan baju-baju almarhum kepada keluarga atau mantan karyawannya. Memang alm. suami pernah berpesan kalau suatu saat dia sudah tidak ada, tolong berikan baju-baju kemeja kerja dan batik miliknya kepada Tarno, karyawannya yang sangat setia atau Roni supir yang sudah menemani kami bertahun-tahun. Ayah memang terbiasa memberikan kemejanya kepada karyawannya bila dia sudah punya baju yang baru. Dia tidak suka menumpuk baju.

Tapi 8 bulan berlalu.. belum mampu saya menyingkirkan benda-benda miliknya. Saya selalu bilang iya nanti deh diberesin lagi, masih mau dipilih-pilih, sebagian juga masih di rumah sana ( di rumah kami pribadi).

Tapi pagi ini.... entah kenapa saat melihat kemeja yang digunakan supir yang sudah setia dengan kami selama beberapa tahun lebih, tiba-tiba saja membuat saya tergerak. Rasanya cukup sering saya lihat supir kami ini memakai baju yang ini. kemejanya pun sudah kusam warnanya. Saya ingat dulu suami saya sering sekali memberikan kemeja atau kaosnya kepada supir kami ini. Saya langsung menuju lemari, mulai memilih baju mana yang kira-kira akan saya berikan. Saya mengambil 1-2 baju. kemudian menutup lemari... cuma 2? saya buka lagi lemari....mengambil lagi 2-3 potong kemeja. Menaruhnya lagi.

'Ah sayang....ini kan yang biasa sering banget ayah pakai?'

Akhirnya saya pilih beberapa kaos putih favorite ayah yang sehari-hari digunakan dan 2 kaos polo shirt yang saya belikan di Palembang sekitar bulan december 2010, yang hanya sempat sekali dipakainya. bahkan salah satunya seingat saya belum pernah dipakai sama sekali.  Karena badan ayah yang semakin kurus, saya belikan kemeja baru dengan ukuran yang lebih kecil. Saya menyimpannya untuk digunakan saat berkunjung ke Jakarta, pada saat check up. Tapi kesempatan itu ternyata tidak pernah datang...

Setelahnya jadi lebih mudah.. lebih banyak baju yang saya keluarkan....
1 kaos berwarna biru muda yang bertuliskan 'Ampera', oleh-oleh saya dari Palembang. 1 kaos warna coklat oleh-oleh dari ibunya saat ke Jakarta. 1 kaos kuning dari Bank BTN yang jadi favorite alm. suami sehari-hari. Beberapa kaos XL Family Gathering yang sering dipakai ayah.... Tidak semua saya berikan kepada supir kami itu, beberapa saya berikan kepada kakak ipar laki-laki yang saya rasa akan senang menerimanya.

Bunda yakin ayah lebih senang kalau semua baju-baju miliknya bermanfaat daripada hanya tersimpan di lemari... ya kan Ayah?

Tapi masih banyak baju miliknya yang saya simpan. Terutama baju dan kemeja yang sering dipakai ayah saat bolak balik berobat ke Singapore. 2 kaos polo shirt garis coklat dan biru, 1 kemeja lengan pendek warna biru muda, 1 kemeja krem dan 1 kemeja coklat garis-garis yang mengantar kepergiannya untuk selama-lamanya di ruang ICU..

Semua baju-baju itu mengingatkan pada saat-saat kami berdua sangat dekat. Saat kami berdua berjuang dinegeri orang, hanya kami berdua. Menyusuri airport, menyusuri ruang di Mount Elizabeth Hospital, berjalan pelan-pelan bergandengan berdua mencari makan siang di Lucky Plaza yang dekat dengan ME Hospital dan apartment kecil yang kami sewa kami disana. Menuju tempat favoritmu, Al-Falah Mosque. Bahkan menyusuri Geylang,  Merlion Park, East Coast Lagoon Food Village, Clarke Quay, Sentosa Island, bahkan sampai ke Johor Malaysia untuk mencoba pengobatan alternatif yang sangat-sangat 'membutuhkan kesiapan mental' itu (tapi sangat kau inginkan). Banyak orang-orang baik yang membantu kita disana ya ayah...? Kak Ira yang menemani kita dari Indonesia kali pertama kesana. Dewi, Sugi dan keluarga mereka. Bang Agap, kak Rohaya dan keluarga besarnya di Johor, dan seorang warga singapore yang kita temui di mesjid Al Falah yang mengajak kita makan malam di Lau Pa Sat dan Merlion Park. Itu jalan-jalan pertama kita keliling Singapore. Bersama orang asing yang baik hatinya. Suatu saat akan bunda ceritakan tentang saat-saat di Singapore dan mereka.

Kadang ayah sanggup berjalan jauh, kadang ayah lelah sehingga akhirnya kita menyewa kursi roda milik ME Hospital dan bunda mendorong ayah menyusuri jalan-jalan itu. Kenangan  itu tidak akan bunda lupakan Ayah...Jujur, itu adalah masa-masa paling berarti dalam hidup kita. Kita adalah tim yang sangat kompak. Kita belajar banyaaak... sekali hal saat itu. Terutama bunda, belajar banyak sekali hal dari kesabaran ayah....Itu adalah saat-saat paling dekat kita sebagai pasangan jiwa. Betapa itu adalah saat dimana dua orang manusia saling support sebagai pasangan, dalam suka dan duka. I love you ayah... and really..really miss you.
........
 
Kembali ke cerita pagi ini...
Melihat baju-baju ayahnya dikeluarkan dari lemari, Syifa berkata:
"Syifa jadi ingat ayah Bun...Syifa pengen ketemu ayah lho Bun..."
"Nggak boleh! Syifa kan belum mau meninggal!" kata Harsya cepat.
"Iya Syifa doain ayah aja ya.." kata saya.

"Kalau Syifa nanti sudah tua, trus meninggal masuk surga, Syifa bisa ketemu ayah ya Bun?
saya mengangguk " Iya Syifa, bisa..."
"Kita semua nanti bisa ketemu ayah lagi? "
"Iya Syifa...kita semua bisa ketemu ayah lagi, tapi nanti yaa.."
"Yes!" kata Syifa senang. Dia tersenyum lebar.

"Nggak, Syifa mana bisa ketemu ayah, kan Syifa masuknya neraka, bukan surga!" Kata Harsya
"Hush! Harsya kok ngomong gitu..."
"Kan Syifa bandel Bun...jadi nggak masuk surga..." Harsya tidak serius. dia memang paling suka godain Syifa :-)
"Nggak.. Syifa nggak bandel kok ya..." kata bunda sambil mencium Syifa.
............
Ayah dengar itu? Kami semua kangen denganmu ...
Walaupun benda-benda milik ayah bunda berikan pada orang lain, bukan berarti kami semua ingin melupakan ayah.... bahkan bunda tau sekali, ini adalah yang ayah inginkan. Kalau bisa mungkin kau akan bilang tidak ada yang perlu disimpan-simpan. Kau memang bukan orang yang terlalu sentimentil.

Dan ayah, walaupun benda-benda kenangan itu tidak ada lagi pada kami
Tapi kenangan itu tidak akan bisa dihapuskan sampai kapanpun..
Kenangan itu akan selalu ada di hati.....Kenangan tentang mu Ayah... 
Yang selalu kami cintai dan ingin kami temui lagi nanti, bila saatnya tiba...

25 komentar:

  1. Iya Mbak, kenangan itu akan selalu ada dan tak tergantikan, walau semua barang pengingat tak ada lagi.

    Apa khabar Mbak? Selalu terharu baca posting Mbak soal Ayahnya Harsya dan Syifa.

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah kbr baik Yunda...Udah lama gak blog walking ke tempat Yunda. Smg kabar baik juga ya...

    BalasHapus
  3. Semoga dipertemukan kembali oleh Allah ya kak dalam kondisi yg pasti lebih indah... :)

    BalasHapus
  4. Amiin...Amin ya Robbal Alamiiin.....makasih doanya mbak :-)

    BalasHapus
  5. pengen mewek sebenernya, tapi malu.. sedih ceritanya.. apalagi pas syifa nanyain tentang ayahnya itu, pasti keluar lagi perasaan kehilangan yah..

    semoga diberikan tempat yang terbaik :)

    BalasHapus
  6. amiin..makasih mas Gaphe...

    BalasHapus
  7. Kalimat kuncinya adalah:

    Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (QS Ali Imran: 92.

    Jadilah bila berniat sedekah, sedekahkanlah barang yang paling disukai. :-)

    Tetap semangat,berbuat kebaikan!

    Take care, Anty Reham.

    BalasHapus
  8. Mbaaa Ratuu...aku mewek beneran baca ini..ingat Papa Ku...sewaktu meninggal dulu baju terakhirnya dibungkus mama dan gantian kaami peluk dan ciumin selama sebulan itu...hiks...
    Kak Syifa yg kuat ya naak....

    BalasHapus
  9. sama ya mbak ternyata.... Salam hormat tuk mama ya mbak...dan salam juga ya tuk kakak Nayla dan kakak Syifa.. :-)

    BalasHapus
  10. mba.... terharu dan menitikkan airmata membaca postingan ini, semoga Allah menempatkan almarhum di tempat yang layak disisiNYa ya mba... dan memberikan kekuatan dan ketabahan bagi mba dan anak-anak yang ditinggalkan. Amin...

    kunjungan perdana dan insyaallah akan selalu bersilaturrahmi kesini, jika mba berkenan, :-), ijin follow juga ya mba...thanks.

    BalasHapus
  11. Makasiih mba..nanti disampaikan salamnya ke mama yaa...dan TIps utk "cerai" botol insyAllah saya jalanin mbaa..tapi emang ya harus tega nya itu yg belum bisa mba...hehehe..
    tapi kemaren dulu pas liburan kan ditempat eyangnya dan udah gak pake botol lagii eeh pulang ke Batam merengek lagi minta susu botol.....

    BalasHapus
  12. Hehe...memang harus sedikit 'tega' mama Nayla... Tapi teganya cuma sebentar kok hehehe:-)

    BalasHapus
  13. Amiin..Amin Ya Robbal Alamin....makasih doanya mbak Alaika... Makasih udah berkenan mampir kesini yaa....pastinya berkenan sekali dgn senang hati.... Thanks udah follow yaaa...saya juga udah follow blognya mbak Alaika :-)

    BalasHapus
  14. Ibu ...
    jujur ibu ... ini cerita yang sangat sedih ...

    saya bisa merasakan betapa banyak sekali benda-benda kenangan yang ... sayang untuk diberikan kepada orang atau bahkan disingkirkan ...
    benda tersebut selalu mengingatkan kenangan akan orang tercinta ...

    Semoga beliau tenang disana
    Sebab keluarganya selalu mendoakan dengan penuh cinta

    salam saya Ibu

    BalasHapus
  15. bisa kebayang sedihnya hati ini ditinggal orang yg kita cintai. tapi kita tetap harus tegar ya, mbak...

    BalasHapus
  16. Mbak ternyata papanya anak2 sdh tak ada ya. Meski terlambat sekali, turut beruduka ya. Membaca tulisanmu jadi rembes air mataku

    BalasHapus
  17. Amin..makasih untuk dukungannya ya om NH, mbak Fanny dan mbak Evi.. :-)

    BalasHapus
  18. karena baru kali ini mampir kemari, saya sempat menyangka ini postingan fiksi.
    semoga selalu dikuatkan yah mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih yaa.. Thanks jg udah mampir kesini:-)

      Hapus
  19. sy nangis , #mewek, apalagi baca percakapan syifa ama harsya hiks

    BalasHapus
  20. Mbak, semoga Almarhum diampuni dosa-dosanya dan dimudahkan jalannya ya..
    yang kuat dan tabah ya mbak :)

    BalasHapus
  21. Mba Ratu, salam kenal, terima kasih sudah mampir ke rumah kecilku.

    Berkunjung ke sini entah kenapa lgsg klik postingan yg ini, dan sangat mengharukan, hiks. InsyaALLAH almarhum sudah di tempat terbaik di sisiNYA ya mba...

    BalasHapus
  22. Kak.. speechless aku.. Cuma bisa kasih pelukan dari jauh.. gak sanggup bayangin aku.. peluk cium buat anak-anak ya..

    BalasHapus
  23. baru ketemu blog ini, dan langsung nangisss baca postingannya, padahal saya ga tau mba, dan mba ga tau saya... salam knal ya... smoga mba dan keluarga dilindungi dan diRahmati Allah sll.. smoga abahnya anak2 bahagia di sisi Allah SWT

    BalasHapus

buat yang udah baca, kirim komentar anda disini ya...jangan lupa tuliskan nama :-)