21 September 2011

Sebelum Kita Menghakimi

Cerita ini diadopsi dan dimodifikasi dr Buku Stephen R. Covey :
'Seven Habits of Highly Effective People'.

Semoga menjadi renungan kita untuk tidak terburu-buru menilai dan menghakimi tindakan seseorang tanpa tahu alasan sebenarnya dibalik tindakannya tersebut…..
 
********
Dalam suatu perjalanan, kereta api memperlambat lajunya dan berhenti di suatu stasiun. Naiklah seorang ibu dengan dua anaknya yg masih kecil-kecil ke dalam salah satu gerbong. Penumpang sudah cukup padat. Beruntung sang ibu dan kedua anaknya bisa mendapatkan tempat duduk.

Awalnya kedua anak kecil itu duduk tenang. Tak lama kemudian, mereka mulai berlarian sambil berteriak-teriak. Mereka juga naik ke tempat duduk, menarik bacaan para penumpang. Keduanya membuat suasana jadi gaduh dan tidak nyaman.

Setelah cukup lama menahan diri, seorg bapak yg duduk di sebelah sang ibu menegur, "Kenapa anda membiarkan saja kedua anak anda membuat ribut dan mengganggu seisi gerbong?"

Seakan baru tersadar, sang ibu menjawab perlahan, "Saya masih bingung bagaimana menjelaskan kepada mereka begitu kami sampai di RS utk menjemput jenazah ayahnya."

Ternyata sang ibu baru saja diberitahu bahwa suaminya sudah menjadi jasad di RS karena meninggal dalam kecelakaan. Dia dan anak-anaknya sekarang dalam perjalanan ke RS.

Seketika si bapak yang bertanya terdiam. Segera dari mulut ke kuping tersebar informasi tsb dan semua penumpang yang tadinya merasa terganggu, berganti iba dan simpati. Alih-alih marah kepada anak-anak yang gaduh dan ibunya yg terlihat cuek, sebagian penumpang malah mulai ikut bermain dan bercanda dgn kedua anak itu.

Setelah mengetahui persis apa yang terjadi, reaksi penumpang berbalik 180 derajat.

Demikianlah dalam kehidupan. Mengetahui lengkap dibanding hanya sebagian, sangat mungkin membuat perbedaan respon seseorang terhadap suatu masalah/kejadian.

Di saat anda ingin marah, jika memungkinkan, cobalah tahan sejenak dan cari tahu lebih banyak. Dengan tambahan informasi, mungkin kemarahan anda jadi batal sehingga tidak muncul penyesalan kemudian..

4 komentar:

  1. Selamat ya Bun dah mulai semangat lagi menulisnya...

    Iya terkadang kita sulit menahan emosi tampa tahu permasalahan secara utuh, semoga dimasa mendatang kita jadi pribadi yang lebih bijak ya Bun, yang tak mudah menghakimi orang lain.

    Apa khabar Harsya?

    BalasHapus
  2. menahan amarah memang gak gampang...
    terkadang org kalo lg emosi itu gak akan bs mengontrol segalanya, padahal semua yg kita perbuat atw ucapkan selagi emosi itu blm tentu sama dgn kenyataan. ujung2nya ya menyesalah kemudian.

    (aku udh follow, folback ya)

    BalasHapus
  3. Makasih Yunda...
    Iya mudah2an kita juga semakin bijak ya sebelum menilai seseorang

    Harsya alhamdulilah baik..
    Pemulihan kira-kira sdh 80%, masih harus terapi biar benar2 pulih 100%. Tapi kmrn udah mulai naik sepeda lagi tuh...padahal belum boleh sama dokter :)

    Aku masih hutang nih cerita sambungannya ttg Harsya hehehe... salam tuk keluarga ya Yunda..

    BalasHapus
  4. Penghuni 60: nama yang misterius hehe..
    Thank you ya sdh mampir ke sini..
    aku sdh follow juga :-)

    BalasHapus

buat yang udah baca, kirim komentar anda disini ya...jangan lupa tuliskan nama :-)