3 Mei 2011

Untuk Anakku...

A Poem from Gabriela Mistral

Untuk Anakku

Tanganku sibuk sepanjang hari, Aku tak punya banyak waktu luang
Bila kau ajak aku bermain, Ku jawab," Ayah tak sempat, Nak".

Aku bekerja keras semua untukmu,
Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu atau mengajakku berbagi canda,
Ku jawab," Sebentar Sayang"

Di malam hari, kutidurkan kamu. Kudengarkan doamu, kupadamkan lampumu.
Lalu berjingkat meninggalkanmu

Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi
Sebab hidup itu singkat, tahun-tahun bagai berlari

Bocah cilik tumbuh begitu cepat, kamu tak lagi berada di sisi ayah
Membisikkan rahasia-rahasia kecilmu, buku dongengmu entah dimana

Tak ada cium selamat malam, tak kudengar lagi doamu.
Semua itu milik masa lalu...
Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam
Hari-hari terasa panjang membentang

Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu.. menyambutmu hangat di sisiku..memberimu waktu dari hatiku

Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan, tapi kelalaian kita yang utama adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan

Banyak kebutuhan kita dapat ditunda, tapi anak tak dapat menunggu

Kini saat tulang-tulangnya dibentuk, darahnya dibuat, dan nalurinya dikembangkan, Padanya kita tak dapat menjawab "Besok", sebab ia dijuluki "Hari ini"

(Gabriela Mistral ; Children Winner of Nobel Prize For Poetry).

8 komentar:

  1. puisinya bagus ya bun? untuk siapapun orang yg di sayangi waktu ibarat emas, sangat berharga
    salam

    BalasHapus
  2. Hmmm mb aku bacanya sedih lho...

    Terkadang jika saya sudah lelah sayapun begitu, sebentar, nanti atau tunggu.
    Dan Dia pun sabar menunggu sampai akhirnya datang waktu harus tidur...dan mengatakan baru sebentar udah tidur.
    Jika dilihat dia sedang tidur nyenyak rasa penyesalan selalu datang...kasihan anakku yang malang.

    BalasHapus
  3. puisinya ... mengharukan sekali...
    kenyataanya memang sering terjadi seperti itu, kita sering mengabaikan kebutuhan jiwa sang anak.
    Padahal masa-maa itu sangat singkat sekali, dan tak mungkin terulang lagi

    BalasHapus
  4. Terenyuh plus sedih membacanya, ada rasa menyesal jg dlm diri, karena yg ditulis dlm puisi itu mmg sering kita lakukan dgn sengaja ataupun tdk. Kadang kita lupa bahwa masa kcl ank2 kita tdk akan pernah terulang lg. Hiks!

    BalasHapus
  5. terharu bacanya Kak...jadi inget orangtua di Aceh sana....Hiks

    BalasHapus
  6. wah two thumb deh buat para bunda, hehe

    BalasHapus
  7. wah bunda rupanya diam-diam penyair juga, hehehe beautiful words

    BalasHapus
  8. wuiiihhh syairnya bikin terenyuh,,,

    BalasHapus

buat yang udah baca, kirim komentar anda disini ya...jangan lupa tuliskan nama :-)