Di tanggal 5 bulan 5...Di hari Kamis malam Jumat
Dalam usiamu 41 tahun 41 hari..
Meski kau selalu berucap saatmu tak akan lama lagi..
Tapi aku tak pernah menyangka sekarang inilah saatnya..
Tapi aku tak pernah menyangka sekarang inilah saatnya..
Saat yang aku takuti..
Saat ku harus rela kehilanganmu...
Ya Allah..
Betapa sudah panjang perjuanganmu untuk bertahan....
2 kali operasi, 20 sesi kemoterapi, dan puluhan sesi radiasi...
Semua mampu kau lewati..
Semua mampu kau lewati..
Apakah pernah kau mengeluh akan cobaan yang Allah berikan?
Tidak.. Kau sangat sabar....kau bahkan semakin soleh...
aku lah yang sering mengeluh...
aku lah yang sering mengeluh...
Kau selalu bilang 'Istigfar bunda... Jangan pernah marah sama Allah...'
Banyak yang bilang aku wanita hebat...
mampu mendampingimu mengarungi semua ini...
Mereka salah... bukan aku yang hebat, tapi kau...
Bukan aku yang sabar, tapi kau...
Kau yang mengajarkanku artinya sabar dan ikhlas...
Kau lelaki pemberani dan tak pernah menyerah, ayah..
6 tahun perjuangan kita.... Sakit sehat silih berganti..
Apakah pantas aku meminta lagi mukjizat dariNya?
setelah Dia berkali memberikan mukjizat kesembuhanmu yang sempurna dari meja operasi,
dengan 45 jahitan di kepala, kau masih begitu gagah.
setelah Dia berkali memberikan mukjizat kesembuhanmu yang sempurna dari meja operasi,
dengan 45 jahitan di kepala, kau masih begitu gagah.
Bahkan nyaris tidak terlihat sakit..
Apakah pantas aku mengeluh?
Sementara rezeki untuk mendapatkan pengobatan terbaik selalu Allah sediakan...
ratusan juta untuk sekali kemoterapi, Subhanallah masih Allah beri kemudahan..
Sementara rezeki untuk mendapatkan pengobatan terbaik selalu Allah sediakan...
ratusan juta untuk sekali kemoterapi, Subhanallah masih Allah beri kemudahan..
Apakah pantas aku marah kepada Allah?
Setelah begitu banyak hikmah selama perjalanan panjang ini....
Perjalanan haji, kesabaran, kesolehan serta keikhlasanmu..
Serta makin kuatnya ikatan cinta antara kita..
adalah hikmah terbesar dari semua cobaan ini.
adalah hikmah terbesar dari semua cobaan ini.
Ya Allah..
Sungguh aku sadari, semakin aku mengeluh..
semakin Allah terus mengujiku..
semakin Allah terus mengujiku..
Kadang aku bertanya...
Mungkinkah ujian ini Allah tujukan untukku... Bukan untukmu...?
Mungkinkah semua cobaan ini Allah berikan karena ibadahku yang belum sempurna...?
Aku sadar dengan cobaan ini Allah ingin jadikan kita manusia yang lebih baik...
Allah ingin menaikkan derajat kita...walau melalui ujian yang sangat berat...
Namun mungkin tanpa ujian berat ini, kita masih sibuk dengan duniawi..
Bunda akan selalu ingat nasihatmu ayah, 'Bunda, sholatlah di awal waktu...'
Kekasihku..
Kalau akhirnya kau kehilangan semangatmu...
sungguh aku tidak menyalahkanmu...
sungguh aku tidak menyalahkanmu...
Aku tau kau sudah lelah...
Aku merasakan pudarnya cahaya semangat dari sinar matamu...
Aku merasakan pudarnya cahaya semangat dari sinar matamu...
Sejak 4 bulan terakhir..
Kau selalu katakan..
"Ikhlaskan Ayah, Bunda...Ayah lebih bahagia disana..
Ayah cuma memikirkan kalian..."
Maafkan aku yang tak pernah menjawab iya...
sampai akhirnya aku ikhlaskan juga saat menjelang kau pergi...
Di jam-jam terakhir perjuanganmu..
sampai akhirnya aku ikhlaskan juga saat menjelang kau pergi...
Di jam-jam terakhir perjuanganmu..
Kekasihku...
Maafkan aku yang tidak bisa merawatmu dengan sempurna...
Maafkan aku yang selalu mengeluh...
Entah apakah sanggup aku memaafkan diriku yang tidak sempurna ini...
Entah apakah sanggup aku memaafkan diriku yang tidak sempurna ini...
Kau lah yang selalu meminta maaf padaku karena sakitmu...
padahal seharusnya aku yang memohon ampun karena ketidak sempurnaanku merawatmu..
padahal seharusnya aku yang memohon ampun karena ketidak sempurnaanku merawatmu..
Kalau tidak menyadari betapa imanmu telah siap untuk menghadapNya...
mungkin tak akan pernah siap ku melepasmu...
Kalau tidak karena keikhlasan yang kau ajarkan padaku...
Mungkin tak sanggup kulalui semua ini...
Dulu kau pernah katakan,
ingin diantarkan ke kampung halamanmu di hari Jumat..
Sekarang kau sudah disana ayah…Kami sudah mengantarkanmu pulang,
di hari Jumat seperti keinginanmu..
Pergilah Ayah...
Mungkin tak sanggup kulalui semua ini...
Dulu kau pernah katakan,
ingin diantarkan ke kampung halamanmu di hari Jumat..
Sekarang kau sudah disana ayah…Kami sudah mengantarkanmu pulang,
di hari Jumat seperti keinginanmu..
Pergilah Ayah...
Kalau sekarang tiba waktumu untuk pergi.. Pergilah...
Temui Dia sang pemilikmu... Insyaallah bunda sudah ikhlas...
bunda yakin Ayah sudah bahagia disana...
Di tempatmu yang indah di Surga..
Di tempatmu yang indah di Surga..
Tidak usah mengkawatirkanku...
Insyaallah aku dan anak-anak akan baik-baik saja...
Kami hanya sangat kehilanganmu dan akan sangat..sangat merindukanmu...
Selamat jalan Ayah...
Selamat jalan kekasih hati..
Bunda, Harsya dan Syifa akan selalu mencintaimu...
Lampung, 15 Mei 2011