Setelah melewati minggu-minggu yang berat, I feel so exhausted! Lelah luar biasa. Saya masih merasakan perbedaan besar perubahan hidup saya dari comfort zone ke uncomfort zone. Udah rencana hari ini mau 'nyampah' disini ngeluarin unek-unek and beban di hati... Nggak peduli kalau isi blog saya kali ini bukan sesuatu yang positif. Hm..I don't care. Hanya perlu berkeluh kesah sebentaaar... aja biar lega.
Tapi, melewati jalan menuju kantor, lihat ibu-ibu dan bapak-bapak tukang sapu jalanan yang pagi-pagi udah cari nafkah, lihat tukang koran, lihat pengemis, tukang becak, pengendara motor, sopir angkot.... rasanya malu mau mengeluh....tarik nafas dalam-dalam....
Ya Allah, malu mengeluh sama yang hidupnya lebih susah.... Apa sih kesusahan saya. cuma karena merasa jauh dari keluarga besar? Stress karena anak-anak menuntut perhatian penuh padahal saya super capek bolak balik nyetir rumah-kantor-rumah? Merasa super sibuk dan nggak sanggup mikir karena semua harus saya yang memutuskan, saya yang menjalankan, saya yang membereskan?
Tiba di kantor masih sedikit merasa tetap perlu melempar uneg-uneg.. walopun nggak se-ekstrim tadi.
sampai tiba-tiba saya baca email mengenai link ini :
Abi, bangun, Nak...
SEKITAR semingguan yang lalu saya mendapat BBM dari Nuli
bahwa ada seorang anak yang sudah sebulan lebih koma di RS UKI. Ia bertanya
apakah saya ingin menitip sumbangan. Saya tidak sempat balas karena saat itu
sedang meeting. Namun dalam hati saya sudah niatkan membantu. Dan saya, seperti
biasa, berusaha menepati janji. Berjanji tandanya sudah mengirim sebagian jiwa
kita ke tujuan itu. Begitu kata orang bijak. Dan niat, Teman, meski dalam hati
adalah janji :)
Akhirnya kemarin saya sempat mengunjungi anak itu. Jam 3 saya janjian dengan Mbak Tri, mama anak tersebut. Pertama kali melihat Mbak Tri dan Mas Sudiro, saya bisa melihat melihat jelas kesedihan di mata mereka. Namun bercampur dengan ketabahan, syukur, dan kepasrahan. Dari awal, hati saya dipenuhi rasa kagum terhadap pasangan ini.
Mbak Tri bercerita bahwa jagoannya berumur 10 tahun, dan bernama Abi, singkatan dari Abimanyu. Nama lengkapnya Israq Abimanyu.
Akhirnya kemarin saya sempat mengunjungi anak itu. Jam 3 saya janjian dengan Mbak Tri, mama anak tersebut. Pertama kali melihat Mbak Tri dan Mas Sudiro, saya bisa melihat melihat jelas kesedihan di mata mereka. Namun bercampur dengan ketabahan, syukur, dan kepasrahan. Dari awal, hati saya dipenuhi rasa kagum terhadap pasangan ini.
Mbak Tri bercerita bahwa jagoannya berumur 10 tahun, dan bernama Abi, singkatan dari Abimanyu. Nama lengkapnya Israq Abimanyu.
dst (silahkan buka link nya ya..)
Ya Allah...hilang semua perasaan tidak berdaya saya. Baca cerita tentang Abi, sedih sekali.... Melihat sosok Abi mengingatkan saya dengan Harsya. Usianya pun tidak beda jauh... Ya Allah.. Saya menyesal harus emosi dan marah dengan anak-anak hanya karena mereka manja dan membuat saya sangat repot. Sungguh saya masih harus belajar lebih banyak lagi untuk bersyukur... Saya harus banyak bersabar menjaga titipanMu ya Allah...
Saya pernah di posisi ibunya Abi, saat alm. suami juga mengalami operasi yang sama persis. Tumor di otak. Tapi saya masih lebih beruntung waktu itu karena operasi ayah berhasil, walaupun bertahun kemudian ayah harus menyerah juga dengan penyakitnya. Saya nggak bisa membayangkan bagaimana remuk redamnya perasaaan ibu Abi melihat anak tersayangnya terbaring koma... Sungguh ini adalah perjuangan panjang untuk kesembuhan Abi, semoga masih ada mujizat untuk Abi, Ya Allah...sabar ya mbak Tri dan Mas Sudiro....Saya titipkan sedikit bantuan untuk Abi. Semoga Allah memberikan mujizat dan kesembuhan untuk putra tercinta... Amiin Ya Robbal Alamin....
Speechless.. :-(